Media Sosial kami
Call Center :
(021) 8835-3599 / (021) 8835-4599

Berita Kampus

STIE Mulia Pratama, October 31, 2022, Category: News

Outcome Based Education (OBE)

outcome-based-education-obe

OBE

Mengapa OBE?

Saat ini kecepatan pemanfaatan teknologi dan produksi inovasi berkembang sangat pesat sehingga memunculkan kesenjangan antara dunia pendidikan dengan kebutuhan SDM di dunia kerja dan masyarakat. Tantangan pendidikan abad 21 adalah peran dan strategi dalam menjembatani kesenjangan antara proses pendidikan di Perguruan Tinggi dengan dunia kerja dan kebutuhan inovasi. Salah satu pendekatan yang digunakan untuk mewadahi pendidikan abad 21 adalah Outcome-Based Education (OBE).

Apa Itu OBE?

Outcome-Based Education (OBE) adalah pendidikan yang berpusat pada outcome bukan hanya materi yang harus diselesaikan. OBE mengukur hasil pembelajaran (Outcome) dan memungkinkan siswa untuk mengembangkan keterampilan baru yang mempersiapkan mereka pada level global.

Outcome-Based Education (OBE) adalah pendekatan yang menekankan pada keberlanjutan proses pembelajaran secara inovatif, interaktif, dan efektif. Dan OBE berpengaruh pada keseluruhan proses pendidikan dari rancangan kurikulum; perumusan tujuan dan capaian pembelajaran; strategi pendidikan; rancangan metode pembelajaran; prosedur penilaian; dan lingkungan/ekosistem pendidikan.

Apa Perbedaan Outcome dan Input?

Outcome adalah pengetahuan (knowledge) dan keahlian (skill) yang benar-benar harus dapat diukur (concretely measurable). Sedangkan Input adalah beberapa jam pelajaran dilakukan atau textbook apa yang digunakan.

Dan penilaiannya berdasarkan kriteria bukan norma. Jadi mahasiswa dinilai berdasarkan capaian terhadap outcome yang telah ditentukan, bukan dibandingkan dengan mahasiswa lain. Jika mahasiswa belum dapat mencapai level outcome yang ditentukan maka mahasiswa tersebut perlu dibantu untuk mencapai level tersebut.

Perbedaan Tradisional Education dan OBE

1. Kurikulum

– Tradisional: Kurikulumnya dari suatu generasi ke generasi berikutnya sama.
– OBE: Berdasarkan kebutuhan lulusan saat bekerja

2. Proses Pembelajaran

– Tradisional: Menyelesaikan materi berdasarkan Silabus
– OBE: Membantu mahasiswa mencapai outcome yang telah ditentukan

3. Penilaian

– Tradisional: Berdasarkan pengetahuan yang dicapai
– OBE: Berdasarkan tingkat output yang ditentukan

Penilaian OBE

Penilaian OBE itu berbeda dengan tradisional, walaupun terlihat sama. Ada pembagian persen tiap evaluasi dalam OBE dalam menilai CPMK, contoh: evaluasi 1: 10% evaluasi 2: 30% evaluasi 3: 20% evaluasi 40% untuk mencapai 100%. CPMK adalah capaian pembelajaran mata kuliah berdasarkan outcome yang ingin dicapai oleh prodi atau perguruan tinggi. Dan outcome yang ingin dicapai ini ditentukan oleh perguruan tinggi berdasarkan masukan stakeholder.

Kesimpulan

Pembelajaran tradisional satu kriteria yaitu pengetahuan. Sedangkan OBE multi kriteria yaitu pengetahuan (knowledge) dan keahlian (skill). Dan apa yang harus dilakukan, yaitu: 1. Menjelaskan pada dosen dan mahasiswa bahwa penilaian bukan hanya penguasaan pengetahuan tatapi juga keahlian. 2. Dosen mengajar bukan hanya menyelesaikan pengetahuan tapi juga keahlian, untuk masing-masing mahasiswa. 3, Penilaian berdasarkan penguasaan pengetahuan dan keahlian.

Note: Artikel ini disari dari video penjelasan dari Prof. Moses L. Singgih dengan judul “Konsep dan Penilaian OBE, tidak rumit!”. 

(sumber: sevima)